SINGAPURA, 1 September 2025 – Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) dianugerahi IIOE Higher Education Digitalisation Pioneer Case Award 2025 untuk kategori “Developing Digital and AI Competencies through IIOE Micro-Certification”. Penghargaan prestisius ini diserahkan langsung dalam IIOE Annual Meeting 2025 di Singapura.

Penghargaan ini diterima langsung oleh dua tokoh yang berperan besar dalam keberhasilan program ini yaitu Dr. Vivi Amelia Nasution, M.Si. (Manager Marketing ICE Institute) dan Prof. Paulina Pannen, M.Ls. (Pendiri dan Penasehat ICE Institute). Pencapaian ini menegaskan posisi Indonesia sebagai pelopor digitalisasi pendidikan yang inovatif dan berdampak.

Mengubah Lanskap Pendidikan dengan Integrasi Cerdas

ICE Institute mengajukan proyek percontohan (pioneer case) berjudul Integrating National-Level Micro-Credentials and Certified Independent Study by the IIOE Indonesia National Centre. Inisiatif ini menghubungkan platform micro-credential berskala internasional IIOE dengan program Studi Independen Bersertifikat dalam kerangka Kampus Merdeka.

Melalui model ini, mahasiswa Indonesia dapat mengambil ratusan mata kuliah singkat (micro-course) bertaraf global di IIOE, khususnya di bidang Digital dan Kecerdasan Buatan (AI). Setelah lulus dan memperoleh sertifikat, hasil belajar tersebut bisa dikonversi menjadi Satuan Kredit Semester (SKS) yang diakui di perguruan tinggi mereka. Hal ini menghilangkan sekat antara pembelajaran informal dengan kurikulum formal, sekaligus menjawab kebutuhan industri akan talenta digital.

Makna Penghargaan bagi ICE Institute

Dalam sambutannya, Prof. Paulina Pannen, M.Ls. menegaskan bahwa penghargaan ini adalah hasil kolaborasi erat berbagai pihak. “Ini bukti sinergi triple helix antara pemerintah (Kemendikbudristek), industri teknologi, dan perguruan tinggi. ICE Institute hadir sebagai komitmen Indonesia untuk memimpin transformasi digital pendidikan.”

Sementara itu, Dr. Vivi Amelia Nasution, M.Si. menyatakan, “Penghargaan Pioneer Case ini bukanlah titik akhir, melainkan awal untuk langkah yang lebih besar. Model integrasi yang ICE Institute kembangkan terbukti efektif dan dapat direplikasi. Kedepannya, kami akan memperluas jejaring, menambah jumlah dan variasi mata kuliah, dan memperkuat implementasi agar semua mahasiswa dapat memanfaatkan peluang ini.”

Apresiasi dari Dunia Internasional

Dewan juri IIOE menilai inisiatif Indonesia layak dijadikan panutan karena berdampak luas, berkelanjutan, dan inklusif. “Proyek percontohan (pioneer case) dari IIOE Indonesia National Centre di bawah ICE Institute menunjukkan kepemimpinan visioner. Mereka tidak hanya menyediakan konten, tetapi juga menciptakan ekosistem pengakuan yang komprehensif — kunci penting dalam mendorong adopsi pendidikan digital secara massal,” ujar juri.

Penghargaan IIOE Higher Education Digitalization Pioneer Case Award 2025 ini bersaing ketat dengan puluhan inisiatif digital dari berbagai negara di Asia Pasifik. Keberhasilan Indonesia meraih penghargaan tersebut menegaskan posisi kita sebagai kiblat inovasi pendidikan digital yang patut diperhitungkan.

ICE Institute Raih IIOE Higher Education Digitalisation Pioneer Case Award 2025